"Dan aku akan mempertemukan senjata dengan makna, agar mereka terbuai hingga senjata menjadi raga dari makna. Dan makna itu akan membakar angkasa raya." - Marlinda
Mbak Mar |
Tanpa sengaja, -atau dengan sengaja deh kayanya-, saya membaca tulisan dari blog seorang bernama Marlinda, dan sok heboh sendiri dengan penggalan tulisan diatas. Perasaan "melawan" dari Mbak Mar sangat memuncak di tulisan ini tanpa mengurangi ke-manusiawian-nya, mengingat penggalan "mereka terbuai" adalah sebuah hal yang naluriah, lumrah, tapi butut pisan. Terbuai, terlena, adalah kehilangan kesadaran manusianya akan hidup dan hasrat kehidupannya. Sementara senjata, mungkin bagi penulis adalah apapun, seperti kata penyair/penyanyi Ani Difranco, "Every tool is a weapon if you hold it right".
Nah, kalo ini penduduk Guadalkanal, Solomon yang bawa senjata |
Mempertemukannya dengan sebuah makna, sebuah arti, adalah luapan hasrat mbak Mar untuk merepresentasikan persetubuhan makna tadi menjadi substansi dari senjata yang dapat meruntuhkan apapun ketika manusia mulai tercerabut dari kemanusiaannya, dan menjadi "terbuai" tadi. Dalam segala hal bahkan. Kalimat terakhir dari petikan di atas, "Dan makna itu akan membakar angkasa raya", mungkin dimaksudkan penulis bahwa substansi yang telah dipersenjatai tadi akan sakseis berhasil nguburin segala hal yang telah mengubur hasrat dan kehendak bebas sebagai manusia, setelah keterbuaian tadi terjadi. Gituh ceritanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar